Skip to main content

BAB 14 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN (KEWIRAUSAHAAN)



   A.      Pengertian analisis laporan keuangan
Dari laporan keuangan dapat dilihat kondisi perusahaan sesungguhnya saat ini atau pada saat periode tertentu. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi keuangan secara keseluruhan. Hasil analisis laporan keuangan berfungsi untuk melihat komposisi dari masing-masing harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban (utang), baik jangka pendek maupun jangka panjang.
   B.      Bentuk Rasio Keuangan
Berikut ini contoh sebagian dari jenis-jenis rasio keuangan yang harus dan biasa dibuat
1.       Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu perusahaan. Dengan cara membbandingkan seluruh komponen (nilai dalam jumlah uang) yang ada di aktiva lancar dengan komponen di passiva (utang jangka pendek). Rasio ini sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja.
Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa rasio berikut :
a.       Rasio Lancar (Current Rasio)
b.      Quick Ratio (AAcid Tes Ratio)
c.       Inventory to Net Working Capital
d.      Cash Ratio
2.       Leverage Ratio
Leverage ratio merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
Adapun rasio-rasio yang ada dalam leverage ratio adalah sebagai berikut :
a.       Debt Asset Ratio (Debt Ratio)
b.      Debt to Equity Ratio
c.       Long Term Debt to Equity  Ratio
d.      Tangible Assets Debt Coverage
e.      Current Liabilities to Equity
3.       Rasio AKtivitas (activity Ratio)
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan  (Penjualan, persediaan, penagihan utang dan sebagainya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Adapun sebagian dari rasio-rasio aktivitas adalah sebagai berikut :
a.       Perputaran Piutang
b.      Perputaran Persediaan
c.       Working Capital Turn Over
d.      Fixed Assets Turn Over
e.      Assets Turn Over
4.       Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Rasio profitabilitas terdiri dari beberapa jeis berikut.
a.       Profit Margin
b.      Return Of Investmen
c.       Return Of Equity
C.      Contoh Perhitungan dan Penerapan Rasio
1.       Rasio Likuiditas
a.       Rasio Lancar
Rumus untuk mencarai Current Ratio adalah sebagai berikut .


b.      Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Rumus untuk mencari Quick Ratio dapat digunakan sebagai berikut :


Atau


c.       Inventory to Net Working Capital
Rumus Untuk Mencari Inventory to net working capital adalah sebagai berikut :


d.      Cash Ratio
Rumus untuk mencari cash Ratio adalah sebagai berikut :

Atau


2.       Leverage Ratio
a.       Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Rumusan untuk mencari debt ratio adalah sebagai berikut.



b.      Debt to Equity Ratio


c.       Long Term Debt to Equity Ratio


d.      Tangible Assets Debt Coverage

e.      Current Liabilities to Equity

3.       Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
a.      Perputaran Piutang


b.      Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)


c.       Working Cpital Turn Over


d.      Fixed Assets Turn Over


e.       Assets turn over

4.       Rasio Profitabilitas
a.       Profit Margin (Profit Margin on Sales)


b.      Return on Investmen

c.       Return on Equity


Comments

Popular posts from this blog

BAB 4 BENTUK ORGANISASI USAHA (KEWIRAUSAHAAN)

A.       Pengertian Manajemen dan Organisasi Manajemen dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui orang lain. Manajemen juga diartikan sebagai proses dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan tertentu.                 Proses untuk mencapai tujuan ini kemudian dituangkan menjadi fungsi manajemen. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen adalah sebagai berikut.   Planning, proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organizing, proses mengelompokkan berbagai kegiatan atau pekerjaan dalam unit-unit. Actuating, proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi.   Controlling, proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. B.       ...

BAB 5 MENILAI KEBUTUHAN USAHA (KEWIRAUSAHAAN)

A.     Pengertian Kebutuhan Usaha Pendirian suatu usaha berkaitan erat dengan penyediaan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan usaha tersebut. Kebutuhan usaha yang diperlukan mulai dari persiapan perusahaan berdiri sampai beroperasi. Dengan kata lain, Kebutuhan usaha adalah hal-hal yang harus dipenuhi perusahaan untuk mendirikan dan menjalankan usaha dari awal hingga perusahaan beroperasi. Hasil penilaian kebutuhan usaha dapat disusun secara rinci sehingga terlihat secara jelas apa saja jenis kebutuhan usaha yang diperlukan. Selain itu, dapat diketahui jumlah biaya setiap komponen dan pada akhirnya dapat dihitung biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan atau menjalankan usaha tersebut. Dalam praktiknya perbankan hanya mau membiayai usaha yang sudah berjalan baik yang merupakan perluasan usaha atau penambahan kapasitas produksi. Artinya dunia perbankan hanya mau membiayai usaha yang sudah berjalan. Oleh karena itu, untuk usaha yang baru kebutuhan dana dapat...

BAB 9 TEKNIK MENENTUKAN LOKASI DAN LAYOUT (KEWIRAUSAHAAN))

A.       Pengertian Lokasi dan Layout Lokasi merupakan tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajangkan barang-barang dagangannya. Konsumen dapat melihat langsung barang yang di produksi atau dijual baik jenis, jumlah maupun harganya. Keuntungan yang diperoleh dengan lokasi yang tepat antara lain : 1.        Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan. 2.        Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun kualifikasinya. 3.        Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah yang diinginka secara terus menerus. 4.        Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha karena biasanya sudah diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu. 5.        Memiliki nilai atau harga ekonomi yang leb...